Patogenesis dan Patofisiologi Sesak Nafas
Sesak Nafas | Dispnea - Patogenesis Sesak Nafas adalah mekanisme infeksi perkembangan penyakit sesak nafas atau dispnea. Perlu diketahui bahwa sesak nafas suatu keadaan yang menggambarkan persepsi subjektif (keluhan yang dirasakan pasien), mengenai ketidak nyamanan bernapas, terdiri dari berbagai sensasi yang, berbeda intensitasnya dan selama proses pernafasan. Ciri umum sesak nafas atau dispnea antara lain :
- Tidak bisa menghirup cukup udara
- Udara tidak masuk sempurna
- Rasa penuh di dada
- Dada terasa berat, sempit
- Rasa tercekik
- Napas pendek
- Napas berat
Perubahan yang terjadi pada berbagai fungsi tubuh akibat adanya sesak nafas (Patofisiologi ) yaitu :
- Oksigenasi jaringan berkurang Penyakit yang menyebabkan kecepatan pengiriman oksigen ke jaringan berkurang seperti perdarahan
- Kebutuhan oksigen meningkat Peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba – tiba akan memerlukan oksigen yang lebih banyak untuk proses metabolisme
- Kerja pernafasan meningkat Otot pernafasan dipaksa bekerja lebih kuat karena adanya penyempitan saluran pernafasan
- Rangsangan pada sistem syaraf pusat Penyakit – penyakit yang menyerang sistem syaraf pusat
- Penyakit neuromuskuler Penyakit yang menyerang diafragma
Beberapa faktor yang mempengaruhi sesak nafas antara lain :
- Jenis kelamin
- Ketinggian tempat
- Jenis latihan fisik
- Emosi
Gejala sesak nafas biasanya terjadi karena beberapa keadaan, antara lain :
- Penyakit kardiovaskuler
- Emboli paru
- Penyakit paru interstitial atau alveolare
- Gangguan dinding dada atau otot dada
- Penyakit obstruksi paru
- Kecemasan
Apabila sesak nafas terjadi selama kurang dari 1 bulan maka hal ini dapat dikategorikan sebagai sesak nafas akut. Sedangkan jika lebih dari 1 bulan maka dikategorikan sebagai sesak nafas kronik. Mekanisme sesak nafas berawal dari aktivasi sistem sensorik yang terlibat dalam sistem respirasi. Informasi sensorik sampai pada pusat pernapasan di otak dan memproses respiratory - related signals dan menghasilkan pengaruh kognitif, kontekstual dan perilaku sehingga terjadi sensasi dispnea.