Sejarah Lukisan

Lukisan Gaya Kamasan telah muncul pada masa pemerintahan Raja Batur Enggong di Gelgel (1686) pada sekitar abad ke-14. Pada masa pemerintahannya ada usaha-usaha untuk menggali dan mengembangkannya gaya Bali dalam bentuk seni rupa (Kom Nyoman Tusan,Kritikus Seni).
Kesenian ini berkembang pesat pada waktu kerajaan dipindahkan ke Klungkung setelah Gelgel jatuh.

Pada masa pemerintahan Raja Klungkung,raja sangat memperhatikan para seniman,antara lain: seni lukis,seni tari,dalang,para seniman diberikan penganyoman dengan memberikan sebidang tanah (ayah-ayahan) agar para seniman dapat bekerja dengan tenang.
Apabila ditugaskan oleh raja untuk dikirim ke luar istana,ke Puri Karangasem,ke Badung,Puri Saba Gianyar.Di Karangasem berimbas ke Desa Bungaya,di Gianyar di P.Sabha dan di Badung ke Kesiman.


Pada masa pemerintahan Raja Klungkung,muncullah seniman yang namanya “Kaki Modara” (sebutan dari tetua-tetua) yang mana itu adalah nama hadiah dari   Raja,karena raja puas dengan tokoh yang bernama Modara (Patih Boma).Nama almarhum sekarang dipakai nama gedung pameran di art center Abian Kapas Denpasar.
Nama ini penulis usulkan bersama Ida Bagus Kantor (alm) pada tahun 1970 pada waktu pertemuan yang dihadiri Ida Bagus Mantra (Dir.Kebudayaan Indonesia).Oleh penerus-penerus beliau disebutnya seperti penuh “Gaya Kamasan” yang karya nya terus dikagumi sampai sekarang.

Namun,pada waktu bencana Gunung Agung meletus tahun 1963,sebagian besar meninggalkan profesi ini dan beralih ke pekerjaan lain.untuk budaya ini tetap menjadi kebanggaan daerah,penulis melestarikn kebudayaan ini dengan membentuk kader-kader muda untuk dibina melukis yang baik.
Pemerintah pusat dan daerah sangat mendukung gagasan ini dan secara gotong royong membantu sarana dan prasarana,seperti 2 bangsal dan meja.



SEJARAH LUKISAN GAYA BATUAN
Kesenian Bali sangat erat kaitannya dengan agama sehingga keduannya berjalan selaras,seakan-akan tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Ketaatan masyarakat Bali kepada agama dan tradisinya tersebut membuat kesenian Baali berkembang dengan sangat suburnya.
Seni lukis sebagai salah satu cabang kesenian,disamping seni yang lainnya yang lahir berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan.

Lukisan wayang dengan tema-tema yang diambildari wiracerita Mahabarata dan Ramayana adalah merupakan sarana upacara agama.
Sejarah kehidupan seni tradisional pada umumnya maupun seni lukis khusunya di Bali telah mulai tampak pada abad ke 13 yaitu pada priode Bali pertengahan.
Di Bali seni lukis tradisi yang merupakan salah satu hasil karya seni yang berkembang dengan suburnya yang didukung oleh alam lingkungannya.
Seperti yang disebutkan oleh john dewey bahwa seni tidak akan dapt hidup dan tidak dapat lepas dari segi-segi kehidupan dalam masyarakat.
Di dalam lingkungan itulah seni itu dinikmati (Suparli 1983:24) .

Semenjak daerah Bali dibuka lagi dibuka bagi kedatangan orang-orang asing pada permulaan abad ke 20.
Seni lukis bali ternyata mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan baik dalam hal tema maupun bentuk,bahan dan teknik melukis.
Seni lukis Bali sebagian telah bergeser dari seni sekuler,dari seni untuk kepentingan agama kea rah seni untuk kepentingan komersial dan seleera pribadi.
Hal ini disebabkan adanya pengaruh yang dibawa oleh dua pelukis barat yang datang ke Bali seperti R.Bonnet dan Walter Spies sehingga terjadilah pembaharuan dalam bidang seni lukis.

Batuan adalah sebuah di kecamatan Sukowati,kabupaten gianyar.Kehidupan seni lukis tradisional di desa ini tak luput dari pelukis asing,sehingga timbul corak baru di daalam perkembangannya yang oleh bebersps pengamat seni disebut sebagai “seni lukis gaya batuan”.

Seni lukis ini memiliki cirri-ciri antara lain penggambaran suasana seperti suasana malam,proporsidan anatomi manusia serta binatang digambarkan secara naïf,yaitu sederhana dan dekorati,menggunakan perspektif burung terbang,sehingga objek seolah-olah dilihat dari atas,komposisi penuh,temanya berisar pada cerita pewayngan,cerita rakyat serta kehidupan masyarakat Bali.

Semenjak adanya interaksi dan pengaruh dari seniman-seniman asing terhadap seniman Bali khususnya Batuan di mulai pada tahun 1930-an telah melahirkan mazab baru yang disebut seni lukis bali modern.
Di sini didapat keterangan yang lebih jelas tentang lahirnya seni lukis gaya batuan,karena dengan tegas dikatakan bahwa sejak saat itulah sebenarnya permulaan seni lukis bali menemukan bentukny yang baru.

Dari uraian diatas dan ditinjau dari sejarah perkembangannya maka jelaslah seni lukis gaya batuan bertitik tolak dari seni lukis tradisi wayang yang telah mendapat pengruh dari plukis barat.
Pengaruh-pengaruh unsure kebudayaan asing ditanggapi dengan suatu sikap selektif dan ditunjang dengan kreatif.
Apabila unsure-unsur kebudayaan asing diserap begitu saja tanpa seleksi maka akan terjadi dalah hilangnya kepribadian bangsa .
Dalam seni lukis gaya batuan unsure-unsur kebudayaan yang dibawa oleh kedua pelukis asing berupa pengethuan tentang anatomi,perspektif maupun proporsi yang realistis diserap oleh para pelukis batuan kemudian di8gabungkan dengan unsure-unsur seni lukis tradisional yang dekoratif.

Walaupun seni lukis di Bali khususnya batuan sudah kena pengaruh pelukis asing,tokoh-tokoh pelukis batuan seperti I Made Budi masih tetap dengan gayanya yang khas.